Posted by : Unknown Selasa, 03 Desember 2013

Pada dasarnya network planning adalah suatu cara penggambaran kegiatan proyek dalam bentuk simbol-simbol network.
Simbol-simbol yang digunakan adalah:
1) Event (Kejadian= Peristiwa=Saat)
Event adalah saat dimulainya atau berakhirnya suatu kegiatan. Simbul yang digunakan biasanya berupa lingkaran atau ellips. Ruangan sebelah kiri digunakan untuk memberi identitas dari event itu, biasanya berupa bilangan (tak berdimensi).

Ruangan kanan digunakan kapan terjadinya kejadian itu, bagian kanan atas menunjukkan kapan paling cepat saat itu terjadi (EET=Earliest Event Time) dan kanan bawah menunjukkan paling lambat saat itu boleh terjadi (LET=Latest Event time). Setiap kegiatan selalu dimulai oleh sebuah event (disebut Start event atau saat dimulai) dan berakhir pada event lain (disebut finísh event atau saat selesai). Event tidak membutuhkan waktu.

2) Kegiatan (Activity).
Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan waktu untuk dilaksanakan, juga membutuhkan biaya, tenaga kerja serta peralatan, simbol yang digunakan adalah anak panah. Bagian ekor anak panah terdapat saat mulai dan bagian ujungnya terdapat saat berakhirnya. Karena network merupakan
rangkaian anak panah maka network disebut directed network (terarah). Diatas anak panah tertuliskan (secara singkat) nama kegiatan (misal: Pembelian mesin, galian pondasi dsb). Dibawahnya dituliskan lamanya kegiatan tersebut, dalam satuan waktu yang seragam dengan kegiatan lainnya (misal: dalam jam, hari, minggu dsb). Dalam rangka menempatkan suatu anak panah dalam suatu jaringan kerja harus bisa menjawab dua pertanyaan dibawah ini:

  • Kegiatan apakah yang sudah harus selesai sebelum sesuatu kegiatan tertentu dapat dimulai?
  • Adakah kegiatan-kegiatan lain yang dapat dikerjakan secara bersama-sama?
3) Dummy Activity (Kegiatan Semu)

Kegiatan semu (dummy activity) dalam network planning digunakan simbul anak panah yang terputus-putus. Adanya kegiatan semu bisa terjadi karena hal-hal sebagai berikut:
1. Setiap kegiatan harus mempunyai identitas tersendiri yang dinyatakan oleh nomor start event dan nomor finish event


Karena itu diperlukan ” Dammy”, gambar diatas dirobah menjadi sebagai berikut:
Dummy adalah: suatu kegiatan yang tidak memerlukan sumberdaya dan tanpa dimensi waktu.

Kegiatan B identitasnya 2-4
Kegiatan C identitasnya 2-5
Kegiatan D identitasnya 4-5

b) Misalnya hubungan (relationship) antar kigiatan adalah sebagai berikut:
Kegiatan B baru bisa dimulai setelah kegiatan A selesai, sedangkan kegiatan D baru bisa dimulai setelah kegiatan A dan C selesai. 
Untuk menggambarkan relationship seperti tersebut diperlukan dummy


4) Prosedur.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam melakukan perencanaan dengan network adalah sbb:
  • Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya. Tentukan kapan dapat dimulai dan kapan harus diakhiri.
  • Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk ini perencana harus bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua kegiatan yang akan dilaksanakan harus dicatat, apabila ada kegiatan yang terlupakan akibatnya sangat fatal. Oleh karena itu dalam tahapan ini perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang intensif. Dan juga pemecahan pekerjaan kedalam kegiatan-kegiatan itu harus menghasilkan kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network. Misalnya kegiatan memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya.
  • Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas, urutan-urutan ini disebut precedence relationship, dalam menentukan urutan-urutan ini kita harus berpihak pada pengetahuan logika, (kita tidak bisa memasang atap kalau penunjangnya belum terpasang).
  • Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang lain.
  • Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain.
  • Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak.
  • Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara setiap kegiatan dalam pekerjaan dibuatkan diagram jaringannya, dalam hal ini harus dingat bahwa suatu pekerjaan dimulai pada suatu event (saat mulai atau start event) dan berakhir pada suatu event lain (saat selesai atau finish event). Hubungan ini bisa digambarkan sebagai berikut:
Misalnya : Kegiatan D baru bisa dimulai setelah kegiatan A, B dan C selesai.
Simbol:

5. Waktu

Untuk dapat menghitung jangka waktu proyek (Total Project time) serta semua event time, terlebih dahulu harus diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan (activity duration).







EET = Earlist Event Time (saat paling cepat terjadi)
LET = Latest Event Time (saat paling lambat terjadi)
X(1-2) = Jenis kegiatan.
D(1-2) = Duration (waktu pelaksanaan)
EET2 = EET1 + X (1-2). LET1 = LET2 – D (1-2).
EST = Earlist Start Time (waktu tercepat kegiatan dapat dimulai).
LST = Lastest Start Time (waktu paling lambat kegiatan masih dapat dimulai).
EST = EET1 (EET1 + D (1-2) = EET2).
LST = LET1 + D (1-2) ≤ LET2.

6) Lintasan Kritis = Waktu Kritis.

Lintasan kritis atau waktu kritis adalah jumlah waktu pelaksanaan didalam suatu event yang tidak boleh dilampaui dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan. Apabila waktu pada salah satu event didalam rangkaian lintasan kritis tersebut ada yang terlampaui maka penyelesaian proyek tersebut dapat dipastikan mengalami keterlambatan dari jadwal yang ditentukan, oleh karena itu pada lintasan kritis ini perlu perhatian dan pengawasan yang ekstra ketat. 
Lintasan kritis terjadi pada suatu event yang mempunyai: EET=LET.

EET (Saat paling cepat terjadi):
o Mulai dari event yang pertama kearah kanan menuju event yang terakhir.
o Dengan cara penjumlahan.
o Apabila EET dari satu event tergantung oleh lebih dari satu kegiatan maka yang menentukan adalah hasil penjumlahan yang terbesar.

LET (Saat paling lambat terjadi).

o Mulai dari event yang terakhir kearah kiri menuju event yang pertama dengan cara pengurangan.
o Apabila LET dari suatu event tergantung pada lebih dari satu kegiatan, maka yang menentukan adalah hasil pengurangan yang terkecil.

7) Float (Slack) Time atau Waktu Mengambang.
Total Float = LET2 – EET1 – D (1-2).
Free Float = EET2 – EET1 – D (1-2).


1.      Nama :
Banyak nama digunakan untuk pengertian network planning atau sejenisnya, antara lain :
-          CMD     : Chart Method Diagram
-          NMT     : Network Management Technique
-          PEP       : Program Evalution Procedure
-          CPA      : Critical Path Analysis
-          CPM      : Critical Path Method
-          PERT    : Program Evalution and Riview Technique

Penggunaan nama tadi tergantung dibidang mana hal tadi digunakan, umumnya yang sering dipakai CPM dan PERT, misalnya CPM digunakan dibidang kontraktor PUTL, PERT dibidang research dan Design. Walaupun demikian keduanta mempunyai konsep yang hampir sama.
2.      Ruang Lingkup
Network Planning ( NP ), sebetulnya salah satu saja dari teknik-teknik manajemen, dimana bila semua teknik-teknik tadi dikumpulkan merupakan suatu kesatuan yang disebut Operation Technique Research ( OTR ). Variant-variant lain dari OTR antara lain :
a.       Linear Programming : dipelopori George Dantzing ( USA 1947 ) yang ide-idenya diletakkan ahli matematika L.V Kantorivich ( USSR 1939 ). Sejak tahun limapuluhan, digunakan mula-mula dibidang militer kemudian dibidang ekonomi.
Persoalan-persoalan yang dikembangkan disini ialah bagaimana mencari nilai-nilai minimum atau maksimum dari variabes yang sering berkaitan dan terbatas, misalnya : minimum dibidang ekonomi ( kerugian sekecil-kecilnya ), nilai maksimumnya ( profit maximum ) dengan faktor-faktor produksi yang terbatas. Hingga ada alternatives.
Contoh dalam praktek dibidang perusahaan
b.      Non Linear Programing : variablesnya tidak bergerak linear tetapi konstan. Bagaimana manager harus memilih alternatif.
c.       Dynamic programing : variabel yang pertama mempengaruhi yang kedua, ketiga dan seterusnya. Bagaimana manager mengatasinya.
Misalnya : bila gaji pegawai negeri dinaikan maka biaya-biaya akan naik dan bila biaya-biaya naik harga-harga pun akan naik sehingga kenaikan gaji itu tak berguna lagi.
Persoalannya : Bagaimana agar gaji maksimum dapat naik tetapi tidak berakibat pada biaya-biaya dan harga-harga.
d.      Queuing theory : variabesnya merupakan deretan yang beruntun.
Misalnya : menentukan banyaknya fasilitas di Fakultas, berapa banyak WC diperlukan untuk Fakultas dengan mahasiswa 1500 ? Colt Kampus dengan mahasiswa 10.000 ? Bila 2 WC atau 5 colt kampus ( kurang ), bila 100 WC atau 100 colt ( rugi ).
e.       Montecarlo theory : atau Probability theory : hasilnya berdasarkan kemungkinan-kemungkinan berdasar untung-untungan seperti main dadu dalam judi. Misalnya : kemungkinan : kemungkinan dadu menunjukan angka 3 adalah 1/6 sebab muka dadu 6, kemungkinan dalam pemilu : menang, kalah tidak, tidak menang, tidak kalah. Teori ini berkembang menjadi Teori risiko ( risk theory ).
f.       Network Planning : prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variables) yang digambarkan / divisualisasikan dalam diagram network. Dengan demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila perlu dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan orang digeser ketempat lain demi effisiensi.
3.      Penggunaan
a.       Network Planning (NP) khususnya digunakan untuk menyelesaikan suatu proyek yang hanya dilakukan sekali saja, jadi harus dibuat NP baru untuk setiap proyek yang akan diselesaikan, misalnya : pendirian rumah baru, perencanaan perjalanan, rescheduling urutan proses produksi dan sebagainya. Jadi digunakan dalam Tatalaksana proyek.
Haruslah dibedakan antara Tatalaksana proyek dengan Tatalaksana Produksi :
1.      Tatalaksana Proyek menyelesaikan hal khusus, hanya dilakukan sekali.
Tatalaksana produksi menyelesaikan hal umum yang berulang-ulang, rutine.
2.      Fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk Tatalaksana proyek, sekali dipakai sudah selesai.
Fasilitas-fasilitas Tatalaksana Produksi dapat digunakan untuk macam-macam tugas.
3.      Bandingkan : Membuat pakaian khusus dengan membuat pakaian kodian.
4.      Keuntungan Penggunaan Network Planning dalam Tatalaksana Proyek :
1.      Merencanakan scheduling dan mengawasi proyek secara logis.
2.      Memikirkan secara menyeluruh, tetapi juga mendetai dari proyek.
3.      Mendokumen dan mengkomunikasikan rencana scheduling ( waktu ) dan alternatif-alternatif lain penyelesaian proyek dengan tambahan biaya.
4.      Mengawasi proyek dengan lebih efisien, sebab hanya jalur-jalur kritis ( Critical Path ) saja yang perlu konsentrasi pengawas ketat.
5.      Analisa-analisa Network akan membantu :
1.      Time schedule urutan pekerjaan yang efisien.
2.      Pembagian merata waktu, tenaga dan biaya.
3.      Reschedulling bila ada kelambatan-kelambatan penyelesaian.
4.      Menentukan Trade-Off / Pertukaran waktu dengan biaya yang efisien.
5.      Membuka probabilitas / kemungkinan - kemungkinan yang lain menyelesaikan proyek.
6.      Merencanakan proyek yang komplek.
6.      Data yang Diperlukan untuk menyusun Network :
a.       Urutan pekerjaan yang logis :
Harus disusun : pekerjaan apa yang harus diselesaikan lebih dahulu sebelum pekerjaan yang lain dimulai, dan pekerjaan apa yang kemudian mengikutinya.
b.      Taksiran waktu penyelesaian setiap pekerjaan :
Biasanya memakai waktu rata-rata berdasarkan pengalaman. Kalau proyek itu baru sama sekali biasanya diberi slack/kelonggaran waktu.
c.       Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan :
Ini berguna bila pekerjaan-pekerjaan yang ada dijalur kritis ingin dipercepat agar seluruh proyek lekas selesai. Misalnya : biaya-biaya lembur, biaya menambah tenaga dan sebagainya.
d.      Sumber-sumber :
Tenaga, equipment dan material yang diperlukan.
7.      Bahasa/Simbol-simbol Diagram Network
Pada perkembangannya yang terakhir dikenal dua simbol yaitu :
a.       Event on the node_ Peristiwa digambakan dalam lingkaran.
b.      Activity on the node_Kegiatan digambarkan dalam Lingkaran
Karena Event on the note cara penggambarannya lebih mudah, sering dan umum dipakai, maka dalamm buku ini bahasa/simbol yang dipakai adalah event on the node.
Penggunaan Bahasa/Simbol-Simbol :
Sebelum menggambarkan diagran Network Planning perlu diingat ;
a.       Panjang, pendek maupun kemiringan anak sama sekali tidak mempunyai arti, dalam pengertian letak pekerjaan, banyaknya duration maupun resource yang dibutuhkan.
b.      Aktivitas-aktivitas apa yang mendahului dan aktivitas-aktivitas apa yang mengikuti.
c.       Aktivitas-aktivitas apa yang dapat bersama-sama.
d.      Aktivitas-aktivitas itu dibatasi saat mulai dan saat selesai.
e.       Waktu, Biaya dan resource yang dibutuhkan dari aktivitas-aktivitas itu.
f.       Kepala anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan.
g.      Besar kecilnya lingkarang juga tidak mempunyai arti, dalam pengertian penting tidaknya suatu peristiwa.
Anak panah selalu menghubungkan dua buah nodes, arah dari anak panah menunjukan urutan-urutan waktu.
Contoh :
Saai harus sudah terjadi sebelum aktivitas A dapat dimulai. Demikian pula saat J belum dapat terjadi sebelum aktivitas selesai dikerjakan.
Disamping notasi-notasi di atas, dalam penyusunan Network diperlukan dua perjanjian, untuk memudahkan penggambarannya, yaitu :
1.   Perjanjian I     : di antara dua saat ( nodes ) hanya boleh ada satu aktivitas ( panah ) yang menghubungkannya. Sebagai akibat dari Perjanjian I diatas, akan dapat timbul kesulitan dalam penggambaran Network. Untuk itu perlu dibuat suatu notasi lagi, yaitu :
( Panah terputus-putus ) aktivitas semu, dummy. Yang dimaksudkan dengan aktivitas semu adalah aktivitas yang tidak memakan waktu.
Untuk menjamin kesederhanaan penyusunan Network, perlu pula dibuat  perjanjian :
2.   Perjanjian II   : aktivitas semu hanya boleh dipakai apabila tidak ada cara lain untuk menggambarkan hubungan-hubungan aktivitas yang ada dalam suatu Network.
1.      Apa Gunannya Mengetahui Lintasan Kritis :
1.      Penundaan pekerjaan pada “Lintasan Kritis”, menyeabkan seluruh proyek tertunda penyelesaiannya.
2.      Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada di lintasan kritis dapat dipercepat.
3.      Pengawasan/Control hanya “diketatkan” di lintasan Kritis saja. Maka pekerjaan-pekerjaan di jalur kritis :
-          Perlu pengawasan ketat agar tidak tertunda.
-       Kemungkinan di Trade off dengan crash program : dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya (lembur).
4.      Time slack (kelonggaran waktu) terdapat pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak dilalui Lintasan Kritis. Ini memungkinkan bagi manager untuk merealokasi/memindahkan tenaga kerja, alat-alat, dan biaya-biaya kepekerjaan-pekerjaan di lintasan kritis demi efisiensi.
2.      Penggunaan EET dan LET pada Network Planning
a.       Penggambaran NE, EET dan LET
Event dengan simbol lingkaran tadi, pertama-tama kita bagi menjadi 3 bagian, terlihat dalam gambra di bawah ini :
1.   NE        : Number of Event : adalah indeks untuk dari tiap peristiwa sejak mulai sampai dengan akhir dalam suatu diagram Network.
Pembagian nomor event awal dapat dimulai dari angka 0 atau 1. Kemudian diikuti pemberian nomor event yang lain, pada dasarnya sejalan dengan arah anak panah yang dimulai angka terkecil ke angka lebih besar dan diakhiri nomor terbesar untuk event akhir. Sehingga tidak ada nomor event yang sama, misalnya :
Contoh :
Disamping itu pula nomor event dapat menunjukan dan membedakan masing-masing kegiatan. Hal ini sangat bermanfaat sekali jika menggunakan komputer.
1.   EET      : Earliest Event Time : Waktu paling awal peristiwa itu dapat dikerjakan.
Cara mencarinya dengan menggunakan metode algorithma :
-          Mulai dari Event awal bergerak ke Event akhir dengan jalan menjumlahkan, yaitu antara EET ditambah duration.
-          Bila pada suatau Event, bertemu 2 atau lebih kegiatan EET yang dipakai waktu yang terbesar.
Contoh : Event No. 4, 5 , 6 ( Lihat Pada Gambar Dibawah )
1.   LET      : Lates Event Time : Waktu Paling Akhir peristiwa itu harus dikerjakan.
Cra mencarinya dengan menggunakan metode algorithma
-          Mulai dari Event akhir bergerak mundur ke Event No. 1 dengan jalan mengurangi, yaitu antara LET dikurangi duration.
Bila pada suatu Event, berasal 2 atau lebih kegiatan, LET yang dipakai waktu yang terkecil.

Ada dua macam diagram yang dikenal dalam network planning, yaitu diagram versi CPM/PERT [diagram panah] dan diagram preseden.
1.     DIAGRAM PANAH
            Yang harus diperhatikan dalam menggambar diagram panah adalah :
1.     Harus memperlihatkan urutan operasi yang jelas atau feasible.
2.     Dapat mendefinisikan saat mulai dan saat berakhirnya tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan.
1.1.         Istilah dan Simbol
            Istilah-istilah dan simbol-simbol yang digunakan dalam diagram panah adalah sebagai berikut :
  1. Event atau peristiwa
Event atau peristiwa adalah suatu keadaan atau situasi pada suatu saat. Simbol dari event adalah              lingkaran atau              elips.
Event dipergunakan sebagai tanda kapan suatu aktivitas dapat dimulai dilaksanakan [start event], juga dipergunakan sebagai tanda kapan suatu aktivitas dinyatakan selesai dikerjakan [finish event].
  1. Aktivitas atau kegiatan.
Aktivitas atau kegiatan adalah perkerjaan apa yang harus dilakukan diantara dua event. Event pertama disebut yang mendahului, sedangkan event yang kedua disebut yang mengikuti.
Simbol dari aktivitas adalah anak panah             yang menghubungkan dua event.

  1. Dummy
Dummy digunakan untuk memperlihatkan ketergantungan dari suatu event kepada event lain, akan tetapi tidak memerlukan sumber daya maupun waktu. Simbol dari dummy adalah suatu panah yang terputus-putus.

1.2.         Event Times
            Event times terbagi dua, yaitu earliest event time [waktu paling pagi] dan latest event time [waktu paling lambat harus sudah terjadi]. Sehingga node dari suatu event itu dibagi-bagi dalam ruang-ruang [3 ruang] sehingga informasi yang diperlukan dapat diisikan ke dalam ruang-ruang tersebut.

            a = ruang untuk nomor dari event
            b = ruang untuk t1
            c = ruang untuk t2
Nilai dari EST diperoleh melalui perhitungan maju. Jika suatu peristiwa merupakan titik kumpul dari beberapa aktivitas maka nilai terbesar dari perhitungan yang dipakai sebagai nilai EST dari peristiwa tersebut.
Rumus : EST = t1 + d








Pekerjaan D akan selesai pada waktu 30 + 20 = 50
Pekerjaan E akan selesai pada waktu 20 + 25 = 45
Pekerjaan F akan selesai pada waktu 10 + 30 = 40
Jadi paling pagi event 7 baru akan terjadi pada saat 50 atau EST = 50
Sedangkan nilai LST diperoleh melalui perhitungan mundur. Jika satu event merupakan titik dari beberapa aktivitas maka nilai terkecil dari perhitungan yang dipakai sebagai LST dari peristiwa tersebut. Rumus : LST = t4:- d
Contoh :










Kalau mengikuti job C, LST 3 boleh 30 – 16 = 14
Kalau mengikuti job B, LST3 boleh 30 – 10 = 20
Kalau mengikuti job A, LST 3 boleh 20 – 4 = 16
Dari ketiga kemungkinan LST 3 itu, kita ambil yang terkecil, yaitu LST 3 = 14.
1.3.         Jalur Kritis
            Jalur kritis adalah jalur yang melingtasi aktivitas-aktivitas dengan durasi yang paling panjang. Jadi, jumlah sepanjang jalur kritis adalah lamanya proyek berlangsung secara keseluruhan.
            Hal yang enandai suatu peristiwa untuk dikatakan masuk dalam jalur kritis adalah jika EST = LST [dalam nodenya]. Contoh :

1.4.         Float [Tenggang Waktu Kegiatan]
Float adalah jangka waktu yang merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan.
Total Float [TF] adalah jangka waktu antara paling lambat peristiwa akhri [t4] kegiatan berlangsung dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, jika kegiatan itu dimulai pada saat paling awal peristiwa [t1].
Free Float [FF] adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir [t3] kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, jika kegiatan tersebut dimulai pada saat awal peristiwa [t1].
  
Rumus : Total Float [TF] = t4 - d – t1
              Free Float [FF] = t3 – d – t1
Jika suatu kegiatan tidak memiliki float atau dengan kata lain TF ataupun FF = 0, maka berarti kegiatan tersebut adalah kegiatan kritis.

2.     DIAGRAM PRESENDEN
            Formulanya :
EST
KODE
EFT
TF
AKTIVITAS
FF
LST
DURASI
LFT
           
            Dimana :
            EST      = Earliest Start Time
            EFT      = Earliest Finist Time
            LST      = Latest Start Time
            LFT       = Latest Finish Time
            TF        = Total Float
            FF        = Free Float
            Macam-macam hubungan saling ketergantungn dalam diagrm presenden:
1.     Finish – Start [pekerjaan B dimulai setelah pekerjaan A selesai]

2.     Finish – Finish [pekerjaan B selesai setelah pekerjaan A selesai]


3.     Start – Start [pekerjaan B dimulai setelah pekerjaan A dimulai]



4.     Start – Finish [pekerjaan B diselesaikan setelah pekerjaan A dimulai]

3.     SISTEM PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA
            Ada tiga indkator dalam pengendalian biaya dan waktu :
1.     ACWP [Actual Cost of Work Performance]
Yaitu jumlah biaya yang benar-benar sementara terpakai di lapangan . Biaya ini dapat diketahu darti data-data akuntansi, dll.
2.     BCWP [Budgeted Cost of Work Performance]
            Yaitu jumlah biaya-biaya yang ditargetkan akan dipakai pada suatu proyek.

3.     BCWS [Budgeted Cost of Work Schedule]
            Yaitu jumlah biaya yang ditargetkan akan terpakai berdaarkan schedule.
      Dengan menggunakan tiga indikator ini, dapat dihitung berbagai faktor yang dapat menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek tersebut :
a.     Variasi biaya [VB] dan jadwal [VW] terpadu
b.    Memantau perubahan variasi terhadap angka standar
c.     Indeks produktivitas dan kinerja
d.    Prakiraan biaya penyelesaian proyek.

Rumus :
      Variasi Biaya [VB]         = BCWP – ACWP
      Variasi Waktu [VW]        = BCWP – BCWS

Analisa Variasi Terpadu

Variasi Waktu [VW]
Variasi Biaya
[ VB]
Keterangan

+


+
Pekerjaan terlaksana lebih cepat daripada jadwal, dengan biaya < anggaran
0

+
Pekerjaan sesuai jadwal dan biaya < anggaran

+


0
Pekerjaan lebih cepat dari jadwal dan biaya sama dengan anggaran
0
0
Pekerjaan sesuai dengan jadwal dan biaya

-
-
Pekerjaan terlambat dan biaya > anggaran

0

-
Pekerjaan sesuai jadwal, tetapi biaya > anggaran
-
0
Pekerjaan terlambat, biaya = anggaran


+


-
Pekerjaan lebih cepat selesai tapi
biaya > anggaran
-
+
Pekerjaan lambat, tetapi biaya < anggaran

{ 4 komentar... read them below or Comment }

Popular Post

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Danniel Agus -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Danniel Agus -